Template Information

Home » » Khasiat Susunan dan Kandungan al-Qur’an.

Khasiat Susunan dan Kandungan al-Qur’an.

Al-Qur’an sering kali digunakan ajimat oleh banyak orang. Memang tidak salah, karena al-Qur’an adalah wahyu Allah yang mesti dijaga dan dilestarikan dengan sebaik-baiknya. Mulai tulisan, huruf-hurufnya, sampai kertas-kertasnya. Semua mesti dijaga dengan sebaik-baiknya, tidak etis kiranya, jika memperlakukan al-Qur’an tidak sopan. Seperti, menaruh di atas lantai, atau memabwanya tanpa wudhu’. Walaupun sebagian orang mengatakan, bahwa membawa al-Qur’an tanpa wudhu’ tidak apa-apa. Tapi, alangkah baiknya, dan sopannya, jika menyentuh, membawa, serta membacanya telah suci dari hadas kecil (wudhu’). Bukankah, wudhu yang baik itu membawa dampak yang baik. Nabi S.a.w sendiri selalu mengajari, bahkan beliau selalu berwudhu’ ketika hendak mapan ketempat tidurnya. Apalagi membaca al-Qur’an.


Al-Qur’an sering kali digunakan ajimat oleh banyak orang. Memang tidak salah, karena al-Qur’an adalah wahyu Allah yang mesti dijaga dan dilestarikan dengan sebaik-baiknya. Mulai tulisan, huruf-hurufnya, sampai kertas-kertasnya. Semua mesti dijaga dengan sebaik-baiknya, tidak etis kiranya, jika memperlakukan al-Qur’an tidak sopan. Seperti, menaruh di atas lantai, atau memabwanya tanpa wudhu’. Walaupun sebagian orang mengatakan, bahwa membawa al-Qur’an tanpa wudhu’ tidak apa-apa. Tapi, alangkah baiknya, dan sopannya, jika menyentuh, membawa, serta membacanya telah suci dari hadas kecil (wudhu’). Bukankah, wudhu yang baik itu membawa dampak yang baik. Nabi S.a.w sendiri selalu mengajari, bahkan beliau selalu berwudhu’ ketika hendak mapan ketempat tidurnya. Apalagi membaca al-Qur’an.

Al-Qur’an sering kali digunakan ajimat oleh banyak orang. Memang tidak salah, karena al-Qur’an adalah wahyu Allah yang mesti dijaga dan dilestarikan dengan sebaik-baiknya. Mulai tulisan, huruf-hurufnya, sampai kertas-kertasnya. Semua mesti dijaga dengan sebaik-baiknya, tidak etis kiranya, jika memperlakukan al-Qur’an tidak sopan. Seperti, menaruh di atas lantai, atau memabwanya tanpa wudhu’. Walaupun sebagian orang mengatakan, bahwa membawa al-Qur’an tanpa wudhu’ tidak apa-apa. Tapi, alangkah baiknya, dan sopannya, jika menyentuh, membawa, serta membacanya telah suci dari hadas kecil (wudhu’). Bukankah, wudhu yang baik itu membawa dampak yang baik. Nabi S.a.w sendiri selalu mengajari, bahkan beliau selalu berwudhu’ ketika hendak mapan ketempat tidurnya. Apalagi membaca al-Qur’an.

Dari segi kandungan makna, al-Qur’an begitu indah untuk dikaji. Di dalam ilmu bahasa Arab, ada sebuah cabang ilmu yang khusus membahas ayat-ayat suci al-Qur’an. Seperti diketahui bersama, bahawa al-Qur’an adalah satu-satunya firman tuhan yang kaya dengan nilai-nilai fashoha, balihg, badi’, dan maani. Dengan kata lain, al-Qur’an menjadi pemicu utama sekaligus dasar perkembagan ilmu balaghoh.[1]Dan Nabi Muhammad adalah satu-satunya orang Arab yang memiliki kemampuan berbicara dengan fasih, baligh, serta memahami semua syair-syair yang orang jahiliyah kala itu. Sehingga wajar, jika setiap tuturnya memiliki kekuatan dan pengaruh kuat terhadap pendengarnya.[2]

Ilmu Balaghoh ialah sebuah ilmu yang terkait ketepatan dan keindahan berbahasa ini sebagai sebuah pengetahuan telah menghiasi berbagai perkataan orang Arab, baik dalam puisi maupun prosa, bahkan jauh sebelum al-Quran turun, orang Jahiliyah Arab sangat jagoan di dalam membuat sebuah syair yang. Ketika al-Qur’an datang ditenggah-tenggah mereka, sebagian orang Jahiliyyah mengatakan” ini adalah shir, karena belum pernah aku mendengarkan kata-kata (ungkapan seindah ini”.

Dari sinilah kemudian ilmu-ilmu yang berhubungan dengan kata-kata muncul dan berkembang. Ilmu-ilmu ini lebih dari dua puluh macam, seperti nahwu, sharaf, isytiqaq, ma’ani, bayan, badi’, ‘arudl, dan lain-lainnya. Sedangkan, latar belakang pelestarian bahasa Arab itu, menurut Tammam Dr. Taman Hasan di dalam kitab ‘’ al-Usul”, karena bebrapa faktor. Yang paling dominan, beliau menyebut tiga unsur, antara lain: (1) Faktor Agama (2) Faktor al-Kaumi (kelompok) (3) Faktor al-Siyasi (Politik).[3], dan Balaghah adalah bagian dari cabang ilmu bahasa Arab.

Jadi, al-Qur’an memiliki kekuatan yang maha dasyat, mulai susunan kalimat, jumlah yang sederhana tapi padat, sarat dengan makna, puitis dan nyaman diperdengarkan kapan saja, dimana saja. Tidak diragukan lagi kehebatan al-Qur’an dari sisi susunan dan kandunganya, hingga Allah memberikan peluang kepada siapa saja untuk membuat tandingan. Allah SWT menegaskan:” Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah[4] satu surat (saja) yang semisal al-Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar“.[5] Kandungan ayat ini seolah-olah menangtang manusia yang memiliki kemampuan dan kecerdasan untuk menadingi al-Qur’an, jika mereka belum yakin atas kebenaran al-Qur’an. Di dalam ayat lain Allah menegaskan:” Kitab[6] (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.[7}

Beberapa orientaslis barat sangat bernafsu ingin menelanjagi al-Qur’an. Bergtrasser, Jeffery, Mingana, Pretzl, Tisdal dan banyak lagi lainnya, telah mencurahkan seluruh kehidupannya guna menyingkap perubahan teks Al-Qur’an yang, katanya, tidak mereka dapatkan dalam kajian kitab Injil. Seperti tampak dalam bab sebelumnya, banyak sekali perbedaan yang memenuhi halaman-halaman dalam Kitab Injil, “Cette masse enorme depasse ce dont on dispose pour n’import quel texte antique; elle a fourni quelque 200,000 variantes. La plupart sont des variants insignifiantes… Deja Wescott et Hort, en donnant ce chiffre, constataient que les sept 6uitieme du texte etaient assures… Il y en a pourtant”.1

Jika lihat secara keseluruhan, tampak melemahkan isu-isu penting dalam teologi dan menimbulkan keprihatinan mengenai adanya cerita-cerita palsu yang disisipkan ke dalam teks melalui pengaruh masyarakat umum. Sementara desakan untuk membuktikan keadaan yang sama terhadap Al-Qur’an mulai menggejala semenjak beberapa tahun lalu disebabkan oleh perubahan peta politik Timur Tengah, namun upaya-upaya dalam bidang ini kebanyakan telah dimulai lebih awal dari perhatian mereka.

Khasiat al-Qur’an Ilmu Tehnologi Modern.

Di Pakistan terdapat lembaga pendidikan yang secara khusus mengkaji al-Qur’an dari sisi ilmu pengetahuan. Di sana telah berkembang istilah Kedokteran al-Qur’an, Fisika al-Qur’an, matematika al-Qur’an, serta banyak lagi jenis kegiatan ilmiyah terkait dengan al-Qur’an. Walapun negerinya sering terjadi prahara politik, teroris, akan tetapi SDM-nya dikatagorikan bagus dari pada negeri tetangganya, seperti Bangladesh, Afganistan Hampir semua SDM Paskiistan, termasuk Indonesia. Dokter, Dosen, perawat, serta pakar-pakar tehnologinya juga diterima di berbagai univeristas terkemuka di Timur tenggah, seperti Arab Saudi, Qatar, Bahrain, Oman, serta Negara Arab lainya. Bahkan, tidak sedikit mereka yang mengajar ilmu exsak di daratan, Eropa dan Amerika, dan juga di Malaysia.

Al-Qur’an juga berbicara persolan dunia, tanpa meninggalkan pesan-pesan ahirat. Al-Qur’an jutru memperingatkan manusia agar tidak melupakan dunia, sebagaimana keterangan al-Qur’an yang berbunyi: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.[8]

Sangat wajar, jika banyak penelitian ilmiyah yang terinpirasi dari al-Qur’an, yang kemudian menghasilkan ilmu pengetahun serta bermanfaat bagi manusia. Di dalam al-Qur’an telah diceritakan bahwa Abu Lahab dan istrinya terbakar dan dililit serabut. Orang berfikir, bahwa serabut itu tidak ikut terbakar. Dari sini, para Ulil Albab berfikir sehingga menghasilakan sebuah hasil riset bahwa serabut itu bisa menjadi baju anti peluru.

Sholat dan puasa juga menjadi obyek penelitian para ilmuwan. Hasil penelitian itu sangat mencengangkan. Dimana gerakan sholat yang sesuai dengan tuntunan syariat, sebagaimana gerakan-gerakan Nabi ketika sedang melaksanakan sholat. Begitu juga puasa, ternyata dampaknya sangat positif bagi kesehatan fisik, khususnya yang terkait dengan pencernaan.

Al-Qur’an dan Kesehatan.

Di dalam al-Qur’an, Allah SWT mewajibkan seorang Ibu menyusui putranya, sejak lahir hingga usia dua tahun. Walapun realitasnya, Ibu-ibu suka memberikan susu kaleng terhadap putra-putrinya yang masih balita, karena alasan yang beragam. Seperti takut payudaranya kendor, sibuk dengan pekerjaan yang tidak mungkin ditinggalkan. Alasan ini terkesan mengada-ngada, justru dunia medis membuktikan secara ilmiyah bahwa itu semua adalah mitos belaka. Dalam sebuah pidato pengukuhan gelar Guru Besar mata pelajaran ilmu kesehatan dan anak pada fakultas Kedokteran Universitas Airlangga di Surabaya, Prof. dr. Haroen Noerasid menyampaikan bahwa dalam keadaan diare sekalipun seorang bayi tetap boleh minum air susu ibu (ASI). Karena air susu ibu merupakan susu alamiah yang paling baik terutama untuk bayi yang baru lahir, lebih-lebih bila bayi tersebut prematur. Dengan menyusu pada ibunya, bayi yang baru lahir mendapat air susu ibu yang mengandung colostrum, yang mengakibatkan bayi tersebut jarang terserang infeksi, terutama infeksi pada usus. Pengamatan membuktikan bahwa air susu ibu yang diterima bayi akan melindungi bayi tersebut dari infeksi usus dan anggota badan lainnya. Selanjutnya dr. Haroen Noerasid yang mengepalai Laboratorium/UPF Ilmu Kesehatan anak dan kepala seksi gastroenterologi, anak RSUD dr. Soetomo Surabaya tersebut menjelaskan bahwa air susu ibu tidak perlu diragukan baik harganya maupun faedahnya. Air susu ibu adalah susu yang paling gampang diperoleh, kapan saja dan dimana saja. Lebih instant dari susu yang manapun juga serta dapat diberikan secara hangat dengan suhu yang optimal dan bebas kontaminasi. Statistik menunjukkan bahwa morbiditas (angka keadaan sakit pada suatu tempat) karena infeksi pada saluran pernafasan dan pencernaan bayi yang diberi susu ibu, lebih jarang dan sedikit terjadi dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula, oleh karena sering tercemar atau tidak memenuhi kebutuhan. Di Philipina, sejak digalakkannya promosi air susu ibu, yang dilaporkan CLAVANO pada tahun 1981 dengan rawat gawat dan larangan kampanye susu formula, dirumah -rumah sakit dijumpai penurunan yang dramatis kejadian infeksi (terutama diare) dari 15% menjadi 1.5%. Dari segi lain, pemberian air susu ibu juga menguntungkan bagi ibu-ibu, oleh karena berfungsi untuk merenggangkan kelahiran anak. (Prof. Dr. Haroen Noerasid. Penanggulangan Diare pada anak dalam rangka pelaksanaan sistem kesehatan nasional, Unair Surabaya 1986 hal. 11 s/d 12).
sumber : Kompas

0 komentar:

Posting Komentar