Template Information

Home » » Situ Gintung : Teguran dari Allah

Situ Gintung : Teguran dari Allah

Tangerang, 28 Maret 2009, warga ibukota dan seluruh rakyat Indonesia dikejutkan dengan peristiwa tragis yaitu jebolnya danau situ gintung. Daerah resapan air yang berada di pinggir jalan raya Ciputat, Tangerang Selatan ini meluap ke pemukiman warga setelah tanggulnya yang menopang beban lebih dari kapasitasnya runtuh. Runtuhnnya tanggul ini terjadi setelah kurang lebih seharian dituruni air hujan hingga debit air mencapai dua kali lipat dari kapasitas situ tersebut.


Banyak pihak yang telah meneliti bahkan hanya sekedar spekulasi tentang penyebabnya runtuhnya tanggul ini. Sebagian mengatakan bahwa kejadian ini murni tragedi alam sebab hujan yang turun sepanjang hari. Namun, sebagian lainnya mengatakan kejadian ini diakibatkan oleh human error. Terlepas dari pendapat masyarakat tentang penyebab runtuhnya tanggul, disana terdapat banyak pelajaran yang harus kita cermati bersama.

Keserakahan Manusia

Sejak dibangunnya situ ini pada tahun 1930an, situ ini sudah terkenal di kalangan masyarakat JABODETABEK. Artinya, sepanjang perjalanan situ ini, keadaannya pada dasarnya baik. Namun, beberapa tahun belakangan, luas situ ini semakin menyusut daei luas awal 31 hektare menjadi 21 hektare dalam jangka waktu 79 tahun. Hal ini disebabkan oleh keserakahan manusia yang selalu berusaha untuk mengekspolitasi alam-situ gintung pada hal ini- dengan membangun perumahan dan taman wisata disekitar tanpa memperhatikan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Bangun-bangunan mewah didirikan di sekitarnya dengan tujuan mendapat panorama indah dipinggir danau tanpa memikirkan akan terjadinya penyusutan wilayah resapan air disekitarnya. Disamping itu, pihak terkait yang bertanggung jawab pun lalai akan tugas yang diembannya. Situ ini sudah beberapa tahun belakangan tidak mengalami perawatan seperti yang selayaknya dilakukan seperti pengerukan dasar situ. Hal ini menyebabkan dasar situ yang semakin dangkal yang meyebabkan naiknya permukaaan air.


Sering Dijadikan Tempat Tindakan Asusila

"Dipinggir jalan sekitar kampung gintung, khususnya disekitar situ gintung, sering dijadikan tempat berduaan oleh para remaja" tutur salah satu pengguna jalan wilayah kampung gintung. "Saya pernah melewati pinggir situ gintung dalam perjalanan pulang di malam hari bulan puasa, dan saya mendapatkan banyak pasangan remaja putra dan putri sedang asyik bercengkrama ria di samping motor mereka" tambah warga serua cinangka yang acapkali melewati situ gintung. Situasi sekitar situ gintung yang gelap dan sepi, dijadikan lahan basah oleh pemuda sekitar atau yang datang dari luar untuk berpacaran ria bahkan tak jarang untuk melakukan yang diluar norma sosial. Bahkan sekarang, disekitar situ telah dibangun hotel-hotel bagi para remaja yang ingin bermalaman disekitar situ gintung.

Kejadian situ gintung ini tak begitu jauh dengan tragedi tsunami yang terjadi di Aceh pada tahun 2006. Di pantai Aceh pada saat itu, banyak pemuda-pemudi yang mengadakan pesta minuman keras dan pesta seks sepanjang pantai. Sehingga Allah SWT mengirimkan adzab-Nya kepada penduduk sekitar. Di daerah situ gintung, praktek asusila acap kali terjadi, sehinggal tak ayal Allah menumpahkan isi situ gintung untuk menegur penduduk sekitar dan kita semua yang elalu diam dari kemunkaran. Sama halnya dengan peristiwa tsunami di Aceh, pada kejadian ini banyak Masjid-masjid yang tetap berdiri kokoh ditengah hantaman air bah yang menerjangnya. Kita teringat dengan masjid-masjid kecil di Aceh dan masjid Baiturrahman yang tetap kokoh berdiri. Begiru juga dalam hal ini, salah satu masjid yang ada tepat di bawah tanggul yang runtuh tetap berdiri kokoh yaitu masjid Jabal Rahmah.

"Secara akal sehat, konstruksi masjid ini tidak lebih dari konstruksi yang dibangun oleh warga desa. Namun, ketika rumah-rumah mewah disekelilingnya hancur, masjid ini tetap berdiri kokoh" Tanggap salah satu pengunjung yang menyaksikan sisa reruntuhan rumah-rumah.

Inilah yang dapat kita perhatikan dan kita jadikan pelajaran. Kejadian situ gintung bukan hanya saja akibat dari human error ataupun tragedi alam. Namun lebih dari itu, kejadian ini merupakan teguran bagi kita yang selalu diam dan bangga akan dosa-dosa.

0 komentar:

Posting Komentar